Featured Post

Kafe-kafe Ini Bukan untuk Ngopi dan Nongkrong Saja

Di negara-negara ini kafe bukan hanya untuk duduk minum kopi sambil bertemu dengan klien atau sahabat. Melainkan untuk menikmati makanan dari bahan sisa sampai untuk tidur siang!

www.sembilanpost.com


Kafe Satu Jam Saja
Inggris masih punya kafe unik lainnya selain Kafe Pay as You Feel, yaitu kafe Ziferblat yang terletak di London. Di kafe ini Anda hanya boleh berada selama 1 jam saja! Pengunjung dikenakan tarif 1,80 poundsterling atau Rp36 ribu per jam. Tarif ini terbilang murah. Pengunjung dibebaskan menikmati fasilitas di dalam kafe, dan memasak sendiri makanannya. Ada biscuit, buah, sayuran, salad, juga kopi yang terkenal nikmat. Dilengkapi dengan ruangan santai, piano, sofa yang empuk, dan desain ruangan yang nyaman, pengunjung akan lupa pada waktu. 

Hingga saat ini Ziferblat telah membuka banyak cabang di seluruh dunia. Ivan Mitin, sang pemilik, sangat antutias akan perkembangan kafe yang selalu ramai pengunjung ini. “Masyarakat London lebih siap untuk konsep kafe ini. Mereka bisa lebih menghargai waktu, lebih menghargai orang yang mengantre masuk kafe ini di luar sana. Bahkan, mereka kadang mencuci piring makannya sendiri. Semua saling berbagi ruangan,” ujar Mitin.

Sepintas tarif yang diberlakukan di kafe ini terbilang murah. Namun, ternyata pengunjung akan dikenakan denda tiga poundsterling atau Rp 60 ribu per menit jika melebihi batas waktu. Untuk menghindari denda, pengunjung diharuskan mengambil alarm saat memasuki kafe. Keunikan lainnya, jika Anda masih betah berada di kafe ini dan ingin menambah jam, setelah waktu Anda habis, Anda harus keluar dulu dari kafe lalu mengantre untuk masuk kafe ini lagi.

Kafe Ziferblat

Kafe Membayar Sesuai Lama Makan
Sebuah Kafe di Jerman mengingatkan kita bahwa waktu begitu berharga…., dan juga mahal! Maka, jika Anda bersantap di restorant ini jangan berlama-lama, sebab Anda akan dikenakan biaya sesuai dengan berapa lama Anda menghabiskan waktu makan Anda di sini. 

Kafe yang didirikan Wiesbaden, Jerman Barat, ini didesain dengan sangat nyaman agar pengunjung betah berlama-lama dan lupa akan waktu. Sesuai dengan namanya, Slow Time Café, pengunjung seolah menikmati waktu yang berjalan seperti kenyamanan di rumah sendiri. Disediakan sandal, buku, aneka permainan, bahkan koran dan majalah. Pengunjung diperbolehkan membawa makanan dari rumah dan mengambil kopi di sana sesuka hati. Pemilik kafe ini adalah seorang warga Rusia bernama Daria Volokova (24) yang pindah ke Jerman beberapa tahun lalu. 

Pengunjung yang datang akan diberi gelang yang menunjukkan waktu kedatangan. Lalu seluruh jam di ruangan di kafe itu sengaja dipasang dengan waktu yang berbeda. 

Untuk 30 menit pertama pengunjung dikenai biaya Rp 25.000. Selanjutnya adalah Rp630 per menit. 

Slow Time Café


Kafe Menu Makanan Sisa 
Kalau biasanya restoran dan kafe menyediakan makanan yang terbuat dari bahan-bahan segar, kafe yang ini sebaliknya. Sisa bahan makanan yang dibuang dari restoran dan supermarket, dimanfaatkan oleh kafe ini untuk diolah menjadi makanan yang lezat. Ide ini tercetus setelah pemiliknya seorang chef muda, Adam Smith, merasa prihatin dengan banyaknya sisa bahan makanan yang disia-siakan. Dia berpikir bahwa sisa bahan makanan itu masih layak untuk diolah dan menjadi makanan yang menggugah selera. 

Lembaga survei di Inggris mendapati sebanyak 15 juta ton makanan dibuang setiap tahunnya di negara tersebut. Ini yang semakin menguatkan ide Adam Smith. Kafe yang terletak di Leeds, Yorkshire Barat, Inggris, ini mendapat tanggapan positif sebagai bagian dari kampanye jangan membuang makanan. Banyak relawan yang membantu mengumpulkan sisa bahan makanan dari restoran dan suoermarket dan memasaknya di kafe itu. Walaupun ‘sisa’ tapi jenisnya beragam. Ada roti, brokoli, kafiar, jamur truffle, salmon asap, keju-keju mewah hingga berbagai rempah. 

Keunikan yang lain adalah pengunjung boleh membayar sesukanya, seperti nama kafe ini: Pay as You Feel. Direktur kafe ini, Connor Walsh mengatakan bahwa kafe ini juga tidak memungut bayaran bagi mereka yang kelaparan dan tidak punya uang.

Kafe Pay as You Feel


Kafe untuk Tidur Siang
Sering merasa lelah dan mengantuk saat di kantor? Andai saja ada ruangan khusus untuk pekerja kantoran beristirahat dan tidur siang barang 1 jam saja….

Di distrik bisnis Asakara, Tokyo, pekerja kantoran perempuan bisa menikmati tidur siang yang nyaman. Sebuah kafe tidur siang bernama Quska, melengkapi fasilitas kafe dengan keperluan untuk bobo siang cantik.

Pengunjung bisa datang untuk tidur siang pada jam makan siang atau waktu lembur. Disediakan tempat tidur dan bantal empuk dengan tirai khusus serta penerangan temaram untuk memberi kenyamanan. Tarifnya juga terjangkau sekitar ¥150 untuk 10 menit pertama. Sayangnya, kafe ini disediakan khusus untuk perempuan. Pemilik kafe juga menyediakan ruangan khusus yang dilengkapi dengan kosmetik agar pengunjung bisa merapikan diri seusai tidur siang, sebelum kembali ke kantor.

Di Jepang, tidur siang menjadi kunci produktivitas kerja. Selama bertahun-tahun, perusahaan-perusahaan besar di negara ini jamak menyediakan waktu tidur selama jam kantor untuk mendorong efisiensi kerja karyawan.*

Kafe Quska




Komentar