Mario Casas akan membuat kita terlena terlalu dalam hingga baper.
Sebenarnya jika kita lupa bagaimana rasanya romantis, film 'Three Steps above Heaven' (2010) ini cocok banget. Namun, kalau kita gampang baper, sebaiknya siapkan bekal untuk menyaksikan film berdurasi 2 jam yang bakal bikin kita 'heg-nyesss' di beberapa scene-nya.
Untuk Anda yang pernah menikmati film yang sangat meledak di Spanyol sekitar 2010, akan familiar dengan tagline ”Tu Y Yo A 3MSC” yang artinya; Aku dan Kamu Tiga Meter Di Atas Langit. ya, ampyuuuuun, itu beneran romantis kan? Beneran, saya akan nonton film ini hingga 3-4 atau 5 kali lagi.
Cerita yang mudah ditebak, tentang kisah cinta anak baru gede; perempuan baik-baik yang penurut jatuh cinta kepada laku-laki berandalan, pemabuk, dan selalu bikin onar. Si perempuan akan mulai menjadi pembangkang saat cinta mengepung dan tak bisa lagi dikendalikan. Si laki-laki dengan arogannya akan merasa sanggup membuat kekasihnya itu bahagia. Lupa bahwa cinta tak hanya sekedar rindu, selalu ingin berdekatan, dan senang-senang. Lupa bahwa cinta yang memabukkan itu tetap saja harus memiliki logika. Namun, hal yang paling menarik dari film yang diadaptasi dari novel karya Federico Moccia itu adalah endingnya yang tak biasa. Dan saya senang, sebab saya tidak menemukan ending yang sama seperti yang lainnya; happy end dan bersatu lagi. Seperti salah satu narasi dalam film ini, "Kita tidak akan menjumpai hal yang sama dengan rasa yang sama. Sebab semuanya akan berbeda seperti waktu yang juga berbeda."
Berandalan ganteng bernama Hugo yang dikenal dengan sebutan H (baca:Hache) memiliki masalah dalam hidupnya semenjak ia melihat perselingkuhan ibunya dengan karibnya sendiri. Ibu yang ia banggakan ternyata memiliki hubungan dengan temannya. Kekecewaan yang membuatnya liar dan tidak bisa mengendalikan emosinya. Hidupnya habis di jalanan berfoya-foya dan bertindak kriminal. Ia bertemu dengan Babi, gadis cantik yang penurut dari keluarga kaya raya. H dapat meluluhkan hati Babi. Karakter dua remaja yang dimabuk cinta itu pun mulai berubah. H menjadi lebih perhatian, sebaliknya babi menjadi lebih pemberani dan membangkang.
Di bagian selanjutnya kita akan digiring pada hal-hal mainstream yang sering kita dapati di setiap film roman anak muda. sekali lagi, yang membedakan dalam film ini adalah figur pemainnya yang enaaaaaaaaak banget dilihat. Saya bahkan sungguh-sungguh naksir beneran dengan H.
Kelebihan lain film ini adalah gaya sensualitas ala Spanyol yang menawan, pengambilan gambarnya yang indah, serta anglenya yang menarik dan endingnya yang menghenyakkan perasaan. Mario Casas mampu membuat kita termehek-mehek saat ia meraung kehilangan.
Film ini ada sekuelnya, berjudul "I Want to You" (2012) dan juga diperankan oleh Mario Casas.*
Komentar