Featured Post

Film By Any Means Keseruan Akan Kegantengan Sang Penculik dan Ending Cerita

Sebuah permainan memiliki strategi untuk tiap-tiap peran. Pun ketika kau menginginkan sebuah nama besar.




Pertanggal kemarin (15 Juli), kalau kita seacrh sinopsis film ini, belum ada yang menayangkannya kecuali film streaming sepanjang 1 jam 24 menit dengan subtitle Indonesia.

Saya menonton film ini lewat streaming dan tentu saja saya baru tahu kalau pemeran utamanya adalah laki-laki ganteng (pake banget tujuh kali) -yang punya dagu dengan bekas cukuran brewok dan badan yang seperti binaragawan. Namanya Thomas Gipson. Bukan, dia bukan Thomas Gipson yang sutradara terkenal itu. Agaknya dia bukan pemain lama. Sebab setiap kali saya search namanya, yang muncul selalu saja Thomas Gipson sang sutradara terkenal atau Thomas Gipson yang pemain basket. Atau saya yang kurang canggih teknik searchingnya? 

Pokoknya, selama menyaksikan film ini, para penyuka laki-laki tampan dengan dagu bekas cukuran brewek, akan ternganga-nganga. Apalagi perannya sebagai penculik baik hati yang sangat memesona.

Film dibuka dengan kehidupan glamour seorang model bernama Mimi Wyatt (Brooke Burfitt). Di antara kepopulerannya, sisi kelam Mimi adalah ia seorang pecandu. Di sebuah acara di kelab malam, Mimi bahkan sangat mabuk. Di sinilah kisah dimulai. 

Saat mabuk itu, Mimi diantar pulang oleh seseorang yang ternyata malah menculiknya. Sang penculik, Frank watson (Thomas Gipson) meminta tebusan yang sangat besar. Mimi disekap tetapi tidak pernah dilukai. Berkali-kali Mimi berusaha kabur, tetapi tidak berhasil. Melalui pendekatan, akhirnya Mimi tahu alasan sang penculik; untuk pengobatan anaknya yang sedang sakit keras. Mimi memberikan nomor agennya agar sang penculik menghubungi dan meminta tebusannya. Dalam saat-saat menunggu uang itu, mereka berdua banyak bicara tentang apa saja. Yang mengherankan Mimi, si penculik -yang ganteng ampun itu- bersikap manis, tidak selayaknya seorang penculik. Ia hanya mengancam agar Mimi tidak macam-macam. 


Sangat disayangkan peran Mimi Wyatt kurang pas dimainkan oleh Brooke. Saya merasa aktingnya kurang greget. Padahal ending film ini sangat surprise, bagaimana seorang selebritis ternama bisa terpedaya oleh laki-laki yang belakangan diketahui bukan penculik Mimi tetapi 'menculik dan merampas popularitas' Mimi. 

Frank memang licik. Ia menciptakan nama besarnya dengan permainan ini. Saya benci melihat akhir ceritanya sekaligus termangap-mangap. Saya tidak tahu kapan film ini akan tayang di boskop Indonesia, tetapi coba saja mencarinya di film streaming. *


Komentar