Featured Post

Teresa Teng Diva Tujuh Bahasa Kekasih Jackie Chan

Teresa Teng dikenal sebagai salah satu dari “Lima Diva Agung Asia”. Karya-karyanya sangat mendominasi musik Asia pada dekade 1970-1880-an. Google Doodle hari ini memperingati ulang tahun Teresa Teng ke 65 tahun. Seperti apakah sosoknya?

sembilanpos.com
Teresa Teng



Teresa Teng lahir di Taiwan pada 29 Januari 1953. Ayahnya seorang tentara Angkatan Bersenjata Republik China dari Daming, Hebei sementara ibunya dari Doungping, Shandong. Teresa lahir sebagai satu-satunya anak perempuan dari empat bersaudara, tiga kakak dan seorang adik. Teresa teng menamatkan pendidikannya di SMA Putri Ginling di Sanchoung Township, Taipei.


Teresa mengawali karir bernyanyinya dari kompetisi pencarian bakat saat itu. Salah satu kompetisi yang pernah dia ikuti pada tahun 1964, saat itu Ia lolos menjadi juara dan mendapatkan adiah besar. Teresa saat itu menyanyikan lagu 'Visiting Yintai' dari Shaw Brothers Hwangmei film opera, The Love Eterne. Kompetisi diselenggarakan oleh Broadcasting Corporation of China itu berhasil memuluskan langkahnya sebagai penyanyi profesional di kemudian hari, sehingga ia mampu membantu perekonomian keluarganya. Teresa Teng memutuskan untuk fokus di dunia menyanyi dan berhenti dari sekolah tinggi setelah mendapatkan persetujuan dari ayahnya


Suara Teresa Teng yang lembut dan elegan mampu menghipnotis para pendengarnya. Bukan hanya dalam bahasa Mandari, Teresa juga bernyanyi dengan beberapa bahasa berbeda. DiantaranyaBahasa Indonesia, Vietnam, Kanton, Jepang, Hokkien, dan Inggris. Dari banyak lagu yang dia nyanyikan ada dua lagu lagu paling dikenang miliknya berjudul The Moon Represents My Heart dan When Will You Return. Kedua lagu tersebut sering diputar menjelang hari kasih sayang di China. Bon Jovi pernah menyanyikan ulang lagu miliknya yang berjudul The Moon Represents My Heart. Ini menjadi sejarah karena tidak banyak penyanyi barat yang menyanyikan lagu berbahasa Mandarin.


Pada saat terjadi ketegangan antara Taiwan dan China pada tahun 1980an, para penuanyi yang berasal dari Taiwan dan hongkong mengalami pencekalan selama beberapa tahun di China. termasuk diantaranya Teresa Teng. Ia dan penyanyi lainnya dianggap terlalu borjuis pada saat itu. Hal itu tak lantas membuat nama Teresa meredup, bahkan, di pasar gelap namanya semakin bersinar saja. Lagu-lagunya tetap berkumandang dimana-mana, dari klub malam sampai ke gedung-gedung pemerintahan. Hingga akhirnya pencekalan tersebut dihapuskan.


Memiliki nama keluarga yang sama dengan Deng Xiaoping, Teresa dijuluki "Little Deng". Banyak orang yang menyebut jika pemimpin komunis (Deng Xiaoping) memimpin China di siang hari, penyanyi Teresa Teng memimpin China pada malam hari. Diantara lima penyanyi wanita yang terkenal selama tahun 1970-1980-an yang dijuluki "Lima Besar Diva Asia", Agnes Chan, Yu Yar, Ouyang Feifei dan Judy Ongg , lagu-lagu Teresa Teng menjadi yang paling populer saat itu.


Berhasil dalam karir bernyanyi, tak lantas membuat kisah percintaan Teresa Teng berjalan mulus. Kisah cinta pertama Teresa bahkan berakhir menyedihkan. Cinta pertama Teresa bernama Lim Zhen Fa, seorang putra taipan kasino asal Malaysia Lim Shui Chen. Saat itu Teresa berumur 19 tahun, delapan tahun lebih muda dari pacarnya. Nahas, hubungan keduanya harus berakhir karena Lim meninggal karena serangan jantung. Rasa sedih yang mendalam Teresa sempat diabadikan saat ia menggelar konser pada tahun 1976. Suasana haru sangat terasa saat ia menyanyikan lagu "Goodbye my love" dan sempat menangis lalu menutup mulutnya dengan tangan sebelum ia kembali melanjutkan bernyanyi.


Tahun 1979, pesona Teresa menaklukan hati seorang aktor terkenal Hong Kong, Jackie Chan. Namun hubungan keduanya akhirnya kandas karena perbedaan kepribadian antara keduanya. Dalam buku autobiografinya jackie mengungkapkan bahwa dirinya adalah tipe orang yang cerewet, kasar, dan vulgar, sebaliknya Teresa merupakan wanita pendiam, manis, pemalu, lembut, sopan.


Cukup lama menyendiri akhirnya pada Feruari 1982, Teresa Teng mengumumkan pertunangannya dengan seorang anak pertama miliarder pemilik hotel Shangri-La asal Malaysia bernama Beau Kuok. Ayahnya, Robert Kuok merupakan seorang miliarder terkenal yang dijuluki "Raja Gula". Pada saat itu pernikahan mereka berdua telah direncanakan, namun Teresa merasa keberatan dengan syarat-syarat yang diberikan oleh keluarga tuangannya tersebut. Ia diminta untuk berhenti dari dunia hiburan. Selain itu Teresa juga diharuskan untuk memberikan rincian informasi tertulis tentang semua hubungan masa lalunya dan pacarnya.


Kisah cinta selanjutnya Teresa adalah bersama Quilery Paul Puel Stephane. Pertemuan keduanya di Paris pada tahun 1989 rupanya menumbuhkan benih-benih cinta keduanya. Paul berusia 15 tahun lebih muda dari Teresa, Paul saat itu berusia 26 tahun sedangkan Teresa berusia 36 tahun. Paul adalah seorang fotografer dan Teresa memang hobi difoto sejak ia masih kecil. Teresa pernah berkunjung ke studio rekaman miliknya, mereka berdua saling jatuh cinta dan akhirnya berpacaran selama hmpir 6 tahun. Paul yang saat itu bekerja sebagai fotografer akhirnya memutuskan untuk berhenti dari kerjanya untuk selalu menemani Teresa dalam setiap kegiatannya.


Pada tanggal 8 Mei 1995, Teresa Teng mengakhiri karirnya sebagai penyanyi di usia 42 tahun, menghembuskan nafasnya terakhir di Chiang Mai Thailand. Ia dikabarkan meninggal karena asma akut yang dideritanya. kabar lain mengatakan sebelum meninggal ia sempat bertengkar dengan pacarnya paul. Beberapa staff hotel mengatakan Teresa meninggalkan kamarnya dan merangkak di sepanjang koridor mencari bantuan dan sempat memanggil "mama", kata-kata terakhir yang didengar oleh para staff Imperial Hotel tempatnya menginap.

Makam Teresa Teng terletak di kaki gunung Jin Bao Shan (Gunung Harta Karun Emas). Untuk mengenang penyanyi legendaris tersebut dibangun sebuah tugu peringatan di depan makamnya.

Komentar