Featured Post

Jebakan Cinta dalam Drama Psikologis Film Acrimony (2018)

Cinta bisa mengubah apa saja. termasuk mimpi dan logika. Bahkan, kita bisa sangat kehilangan akal karenanya.




Seberapa kuat cinta bisa menerangi hidupmu? Atau malah sebaliknya, membutakan matamu? Kau akan melakukan apa pun, ya apa pun, demi cinta yang bergelora yang padahal kau tau kau sedang dipermainkannya. 


Melinda (Taraji P Henson), jatuh cinta kepada kakak kelas di kampus, Robert Gayle, perayu ulung yang miskin dan sebatang kara. Saat Melinda mendapat banyak warisan dari kematian sang ibu, kakak-kakaknya mengingatkan agar Melinda berhati-hati kepada Robert yang nampaknya hanya ingin mempermainkan. Melinda tak menggubris kekhawatiran saudara-saudaranya itu. Ia bahkan menerima pinangan Robert dengan konsekwensi pernikahannya tak dihadiri keluarganya. 

Melinda menjadi pribadi yang tertutup semenjak menikah dengan Robert. Ia harus bekerja keras mencari uang karena tabungan dari warisan ibunya telah habis untuk membiayai kehidupan rumah tangga mereka dan penelitian Robet! Robert bersikukuh bahwa penelitiannya tentang batere akan menjadi riset yang bernilai milyaran dan menjadikannya kaya raya. Setiap saat Robert selalu melancarkan rayuannya bahwa ia akan membelikan Melinda apartemen mewah di lantai teratas, kapal pesiar, dan kehidupan yang bergelimang harta. Namun, sampai 20 tahun pernikahan mereka semua hanya nol. Melinda yang harus bangun pagi-pagi dan menjalani double job di kantornya harus terus bersabar melewati hari-harinya yang lelah sementara Robert hanya berkutat di rumah di depan alat-alat elektroniknya yang nyaris membakar rumah warisan orangtua Melinda.

Scene-scene yang terlewat membuat saya gemas, cinta memang buta, tapi nggak bego, kan! Tyler Perry, sang sutradara, begitu lihai membuat penonton gemas dan menyumpah-nyumpah. Dan, dan.... dia juga dengan kurang ajar membuat penonton akhirnya berbalik rasa di 45 menit terakhir. Kekesalan penonton yang tumpah ruah kepada Robert karena kelakuannya, kemudian berbalik menjadi simpati yang tinggi. Ya..., Robert menjadi pribadi yang gentlemen ketika dia memiliki banyak uang dan hidup mewah setelah Prescott, perusahaan besar incaran Robert selama 20 tahun itu akhirnya menerimanya bergabung menjadi karyawan dan pemegang saham. 





Saya ingin tuliskan di sini, bahwa setiap peristiwa bisa mengubah seseorang menjadi apa saja, seperti halnya cinta, bisa membuat orang menjadi apa saja. Film berdurasi 2 jam ini akan membuat kita terhenyak, terutama, bagi saya, di putaran 1 jam 22 menit, di mana Robert yang telah menjadi kaya raya datang membawakan bunga untuk Melinda beserta cek bernilai jutaan dolar, sambil berkata, "Terima kasih telah mencintaiku selama ini. Saat aku meragukan diriku sendiri, kau terus saja bekerja dan mempercayaiku...." Damm! 


Robert memang perayu ulung, itu sebabnya Melinda sampai tergila-gila dan menghabiskan uangnya untuk 'sialan' satu ini. Tapi, tapi, kali ini Robert bukan tengah merayu. Dia bersungguh-sungguh. Dia tidak ingin bercerai dari Melinda dan tetap mencintainya walau sidang cerai sudah memberikan hak kepada mereka untuk berpisah. Melinda yang sudah terlanjur kecewa oleh Robert yang diduga berselingkuh lagi, kepalang membencinya. Cinta besar yang pernah Melinda miliki hanya untuk seorang Robert telah hilang sama sekali dan berubah menjadi kebencian. 

45 menit terakhir, emosi kita akan dibuat turun naik, bagaimana cinta dan uang akan membuat kita menjadi pribadi yang berbeda. Robert akhirnya menemukan dunia baru dan cinta yang baru. Sebaliknya, Melinda malah berkubang dalam dendam kepada mantan suaminya itu. Ia pun melakukan teror yang menjadi mimpi buruk Robert dan kekasih barunya....

Saya akan beri bintang 5 untuk film Tyler Perry’s She’s Living My Life yang kemudian berganti judul menjadi Acrimony (2018). Semoga film ini segera diputar di indonesia yaaa...* (Erin)




























Komentar