Featured Post

Jika Terbukti Bersalah Presiden Kosovo Siap Mundur

Presiden Kosovo Hashim Thaci/Net


PRESIDEN Kosovo mengatakan siap mengundurkan diri, jika pengadilan di Den Haag bisa membuktikan tuduhan kejahatan perang yang diajukan kepadanya minggu lalu.

Dalam pidatonya, Thaci menolak semua tuduhan yang dialamatkan terhadapnya.

"Hati saya sakit, tetapi tidak rusak. Pikiran saya berat, tetapi tidak berdarah. Darah saya dipanaskan, tetapi bersih.“katanya, seperti dikutip dari RFERL, Selasa (30/6).

“Belum ada dan bahkan tidak ada satu pun bukti,” tambahnya.

Thaci juga mengecam keputusan jaksa penuntut  yang mengumumkan dakwaan itu sebelum dikonfirmasi oleh pengadilan. Ia menyebut tindakan itu  sebagai bentuk skandal besar-besaran.

“Tidak ada kejahatan, yang diduga atau bahkan dilakukan, oleh siapa pun, yang membenarkan hukuman mati tanpa pengadilan publik,” ungkapnya.

Dia juga berjanji untuk berkonsultasi dengan para pemimpin politik Kosovo dalam beberapa hari ke depan untuk membahas langkah-langkah selanjutnya.

Jaksa penuntut di Den Haag mengajukan dakwaan terhadap Hashim Thaci atas kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang selama berlangsungnya perang  antara Kosovo dengan Serbia 1998-1999.

Surat dakwaan tersebut menuduh Thaci dan para tersangka lainnya bertanggung jawab secara pidana atas hampir 100 pembunuhan. Para korban tindak pidana tersebut adalah ratusan orang yang identitasnya diketahui, di antaranya adalah orang-orang Albania Kosovo, Serbia, Roma dan orang-orang dari negara lain serta lawan politiknya.

Dia juga mengecam keputusan jaksa penuntut  yang mengumumkan dakwaan itu sebelum dikonfirmasi oleh pengadilan. Thaci menyebut tindakan itu  sebagai skandal besar-besaran.

“Tidak ada kejahatan, yang diduga atau bahkan dilakukan, oleh siapa pun, yang membenarkan hukuman mati tanpa pengadilan publik,” tambahnya.

Sebelumnya pada hari yang sama, Perdana Menteri Albania Edi Rama melakukan kunjungan tak terduga ke Kosovo untuk bertemu dengan Thaci, Veseli, dan para pemimpin Kosovo lainnya.

Setelah tiba di Pristina, Rama mengatakan di akun Twitternya bahwa dakwaan itu adalah noda memalukan abad ke-21 dalam keadilan dunia.

Setelah surat dakwaan diumumkan, rencana pertemuan antara presiden Kosovo dan mitranya dari Serbia, Aleksandar Vucic, di Gedung Putih terpaksa ditunda. Pertemuan yang telah dijadwalkan berlangsung pada 27 Juni lalu itu bertujuan untuk memulai pembicaraan yang tertunda tentang normalisasi hubungan antara kedua negara yang bertetangga itu.

“Saya tidak tahu apakah itu kebetulan atau intrik, bahwa di tengah jalan menuju Gedung Putih, pemberitahuan untuk surat dakwaan yang belum dikonfirmasi dilepaskan," kata Thaci pada 29 Juni.

Thaci mengatakan pertemuan yang dibatalkan itu merupakan pukulan keras terhadap peluang untuk mencapai perdamaian antara Kosovo dan Serbia.

Pada tanggal 27 Juni, Perdana Menteri Kosovo Avdullah Hoti mengatakan pemerintahnya tetap berkomitmen untuk proses normalisasi dengan Serbia.

Berbicara kepada wartawan setelah kembali dari Brussels, Hoti mengatakan ia dan utusan khusus presiden AS, Richard Grenell, telah menyetujui mengatur peretemuan di tanggal lain untuk kelanjutan negosiasi.

Sementara itu, Perancis dan Jerman telah menunjukkan kesediaan mereka untuk menjadi tuan rumah bersama KTT dengan para pemimpin Kosovo dan Serbia di Paris. []

Komentar